12 Juli 2013

Puasa Dan Perolehannya Dalam Al-Qur’an



Puasa Dan Perolehannya Dalam Al-Qur’an (2)
Prof. DR. H, Muhammad Chirzin, M.Ag.
Guru BEsar UIN Sunan Kalijaga Dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pada malam hari puasa, Mukmin boleh bercampur dengan istrinya. Istri pakaian suami, dan suami pun pakaian istri. Laki-laki dan perempuan saling menopang, saling menghibur dan saling melindungi. Menyesuaikan diri satu sama lain, seperti pakaian yang disesuaikan badan kita. Pakaian juga untuk memperlihatkan dan untuk menutupi diri.
Pada malam Ramadlan Mukmin menunaikan shalat tarawih dan bertadarus Al-Qur'an. Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang melaksanakan shalat sunat pada malam Ramadlan dengan penuh keimanan dan pengharapan kepada Allah, dosanya yang telah lalu diampuni." (Bukhari dan Muslim).
Ramadlan adalah bulan yang agung.Rasulullah saw pernah bersabda, "Di dalam bulan Ramadlan, umatku diberi Allah lima keistimewaan, yang tidak pernah diberikan kepada Nabi sebelumku: (1) pada permulaan malam Ramadlan, Allah 'Azza wa Jalla memandang manusia. Siapa yang telah dipandang Allah, maka orang itu tidak akan disiksa-Nya; (2) bau mulut orang yang berpuasa, di sore hari, lebih harum di hadirat Allah ketimbang bau minyak kesturi; (3) para malaikat memohonkan ampun kepadaAllah buat mereka, siang dan malam; (4) Allah bertitah kepada surga-Nya,'Bersiap-siaplah engkau dan berhiaslah untuk hamba-hamba-Ku, kalau-kalau di antara mereka akan beristirahat dari kelelahan dunia kehadirat-Ku'; (5) pada setiap akhir malam di bulan itu Allah berkenan mengampuni mereka semua." Salah seorang sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah itu pada malam Lailatul-Qadar?" Rasulullah saw menjawab, "Bukan. Bukankah para pekerja itu bila telah menyelesaikan pekerjaannya diberikan kepada mereka upah mereka?" (Ahmad, Al-Bazzar dan Al-Balhaqi dari sahabat Jabir ra).
Demikian keutamaan yang terdapat dalam bulan Ramadlan, sehingga Rasulullah saw bersabda, "Andaikata orang mengetahui rahasia kebaikan bulan Ramadlan, pasti mereka menginginkan agarbulan sepanjang tahun itu Ramadlan."
IbnuAbbas ra berkata, "Rasulullah adalah orang yang paling pemurah, lebih-lebih dalam bulan Ramadlan... Jibril menemuibeliau setiap malam bulan Ramadlan untukbertadarus Al-Qur'an..." (Bukhari dan Muslim).
Puasa meningkatkan kualitas hidup Muslim, baik secara pribadi maupun bersama: membuahkan ketakwaan kepada Allah SwT. Keberhasilan puasa tidaklah sempurna dengan genapnya seseorangberpuasa sebulan lamanya, dan memenuhi kewajiban zakat fitrah di akhir Ramadian. Imam Al-Ghazali berkata, "Puasaawambernilai biasa; puasa orang-khususbernilai bagus; puasa orang-khusus-dari yang-khusus bernilai istimewa, karenaseluruhjiwa raga: hati, pikiran dan perasaan terkendali.

Puasa menggembleng rohani untuk tabah dan sabar menghadapi cobaan, mampu menahan amarah, mengendalikan hawa nafsu dari kesenangan hidup sementara, jujur, berdisiplin waktu dalam kerja dan setia kepada janji. Puasa dikatakan berhasil dan mencapai sasarannya jika sesudahnya Muslim mencerminkan sikap dan kelakuan yang terpuji. Dari segi kejiwaan: patuh dan disiplin terhadap peraturan, dapat menguasai diri, tekun, sabar dan tahan menghadapi derita. Dari segijasmani: kesehatan terjaga; teratur dan dalam batas-batas tertentu dalam makan, minum, bekerja dan istirahat. Dari segi kemasyarakatan: Muslim mengerti penderitaan orang miskin dan rela membagi kelebihan harta.
Puasa meningkatkan kesetiakawanan sosial, kerelaan berkorban untuk kepentingan dan kemaslahatan bersama, mempersatukan potensi untuk menegakkan bangunan sosial atas landasan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SwT. Rasulullah saw bersabda, "Umatku akan tetap dalam kebalkan sepanjang mereka menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah perbuatan munkar serta bertolong-menolong dalam kebajikan. Kalau mereka tidak melaksanakan, maka dicabutlah berkah dari mereka, lalu sebagian dari mereka akan menindas sebagian yang lain, tanpa ada seorang penolong pun,  baik dibumi maupun dilangit. "Di dalam surga terdapat bilik-bilik yang tampak jelas dari luar ke dalam dan dari dalam ke luar." Para sahabat bertanya, "Untuk siapakah itu ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "Kamar-kamar itu buat orang yang berkata-kata baik, member makan, selalu berpuasa dan melakukan shalat malam ketika orang lain nyenyak tidur." (Ahmad, Ibnu Hibban dan Al- Baihagi).
Sahabat Mu'adz bin Jabal RA berkata, 'Ketika saya menyertai Rasulullah dalam suatu perjalanan, beliau bersabda, "Wahai Mu'adz, maukab engkau kutunjuki pintu- pintu kebaikan?" Saya menjawab, 'Mau yaRasulullah.'Lalubellaubersabda,"Puasa itu perisai, yakni dari perbuatan maksiat  dan dari apineraka, dan shadaqah menghapuskan kesalahan, sebagaimana air  memadamkan api." (Tirmidzi).
 Rasulullah pernah bersabda, "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas kalian  puasa Ramadlan dan disunatkan bagi kalian melaksanakan shalat tarawih pada malam harinya. Barang siapa berpuasa dan  menunaikan shalat tarawih atas dasar iman dan mengharapkan kebaikan dari Allah, maka ia keluar dari dosa-dosanya seperti pada hari ketika la dilahirkan oleh ibunya”. (An-Nasa'i dan Ahmad).

 Rasulullah saw juga bersabda: Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: Allah telah berfirman Semua amai perbuatan anak Adam untuk dirinya, kecuali puasa, maka la untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Puasa itu perisai, make jika seseorang sedang berpuasa, janganlah berkata  keji atau ribut-ribut dan kalau seseorang mencaci maki, atau mengajak berkelahi make hendaknya berkata: Aku berpuasa. Demi Allah yang jiwaku ada ditangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa begi Allah lebih harum daripada bau minyak kasturi. Orang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan, yaitu kotika berbuka puasa dan kotika la menghadap kepada Tuhannya; gembira karena puasanya “(Bukhar & Muslim).

Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda Siapa yang berpuasa  Ramadlan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampunilah dosa nya yang telah lalu “(Bukhar & Muslim).
Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: Jika bulan Ramdlan tiba, maka dibukalah pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan di belenggulah semua setan (Bukhari & Muslim).
Demikian agungnya ibadah puasa,  hingga bilamana seseorang meninggal dunia dan mempunyai hutang puasa, walinya boleh mempuasakannya.
Aisyah ra berkatabahwa Rasulullah saw bersabda: Siapa yang mati dan mempunyai hutang puasa, maka boleh dipuasakan oleh walinya (Bukhari & Muslim).
Rasulullah saw melakukan i'tikaf di masjid pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadlan. Nabi saw tidak pernah meninggalkan i'tikaf di bulan Ramadlan sejak beliau hijrah ke Madinah. Para ulama membolehkan i'tikaf walau beberapa saat, asal jangan sekadar seperti saat melakukan thuma'ninah dalam ruku'. I'tikaf yang terbaik dan dianjurkan adalah 10 hari terakhir bulan Ramadlan. l'tikaf harus dilakukan di masjid, tetapi waktunya bebas kapan saja Mukmin menginginkan. Surat Al-Baqarah ayat 187 mengisyaratkan i'tikaf di malam hari bulan Ramadjan unfuk bordzjkjr dan berdoa.
Puasa adalah proklamasi kebebasan individu dari hawa nafsu. Allah SwT menyampaikan pesan tentang doa dalam ayat berikut ini di sela-sela ayat-ayat tentang puasa Ramadlan.
 “Dan bila hamba-Ku bertanya kepada mu tentang Aku, maka Aku dekat sekali kepada mereka. Aku mengabulkan permohonan setiap orang yang berdoa bila berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka menjalankan perintah-Ku dan beriman kepada-Ku, supaya mereka berada dalam jalan yang benar “(Al-Baqarah [2): 186).
Allah SwT dekat sekali kepada hamba-hamba-Nya, dan Allah SwT mengabulkan permohonan setiap orang yang berdoa kepada-Nya. Untuk itu setiap Mukmin diseru untuk menjalankan perintah Allah dan beriman kepada-Nya agar selalu berada dalam jalan yang benar. Disisipkannya ayat doa ini di tengah-tengah ayat puasa mengisyaratkan bahwa bulan Ramadlan adalah saat yang mustajabah untuk berdoa, maka selayaknya setiap Mukmin memanfaatkan saat-saat mustajabah ini untuk khusyuk berdoa dan memohon kepada-Nya Yang Maha Kaya, Maha Pengasih dan Maha  Penyayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar