26 Maret 2015

Strategi Implementasi TIK dalam Pembelajaran di Sekolah



STRATEGI IMPLEMENTASI TIK
DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

TUGAS I
paper
Mata Kuliah : Statistika dan Komputer Pendidikan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Budi Murtiyasa, M.Kom.


 

Oleh :
SRI SUNARNA
KELAS I C / NIM: Q100140148

SEKOLAH PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

STRATEGI IMPLEMENTASI TIK
DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

    I.          PENDAHULUAN
       Pendidikan sebagai fondasi pembangunan suatu bangsa memerlukan pembaharuan – pembaharuan sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman
. Keberhasilan dalam  pendidikan selalu berhubungan erat dengan kemajuan suatu bangsa yang berdampak pada meningkatnya kesejahteraan hidup masayarakat. Pada era teknologi tinggi (high technology) perkembangan dan trasnsformasi ilmu pengertahuan berjalan begitu cepat. Akibatnya sistem pendidikan konvensional tidak  mampu lagi mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendekatan – pendekatan modern dalam proses pengajaran tidak akan banyak membantu untuk mengejar perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi jika sistem pendidikan masih dilakukan secara konvensional.
       Media sangat membantu guru dan siswa untuk menyampaikan informasi, dan hal – hal yang terkait dengan proses belajar mengajar. Dengan media siswa dan guru dapat lebih mudah untuk mengakses informasi, menyampaikan materi, mengaktifkan kegiatan belajar mengajar dan sebagainya tanpa harus kehilangan waktu untuk melakukan aktivitas mendengarkan dan menulis.
       Pengenalan dan pemnfaatan TIK kepada siswa bertujuan agar siswa memiliki bekal pengetahuan dan pengalaman, sehingga dapat memanfaatkannya secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar dan ketika bekerja.
       Keperluan akan penguasaan TIK telah diantisipasi oleh pemerintah dalam hal ini Kementrian  Pendidikan dan Kebudayaan dengan dimasukkannya kurikulum TIK dalam kurikulum 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mulai dari pendidikan dasar sampai ke perguruan tinggi. Diharapkan dengan diimplementasikannya kurikulum TIK ini akan dapat meningkatkan kualitas proses pengajaran, kualitas penilaian kemajuan belajar siswa dan kualitas administrasi sekolah.
       Teknologi informasi seakan telah menjadi pengalihfungsian buku, guru dan sistem pengajaran yang sebelumnya masih bersifat konvensional. Teknologi informasi menyebabkan ilmu pengetahuan menjadi kian berkembang. Namun penggunaan TIK memerlukan strategi dalam implementasinya agar dapat memberikan hasil yang maksimal  pada pembelajaran di sekolah. Kenyataan ini yang mendorong penulis untuk mengungkap lebih jauh tentang strategi implementasi TIK dalam pembelajaran di sekolah.  
  II.          PEMBAHASAN
A.                Pembelajaran Berbasis TIK
       Pembelajaran merupakan suatu sistim yang membantu individu belajar dan berinteraksi dengan sumber belajar dan lingkungan. Dalam aspek kurikulum dan konten, TIK dapat menjadi wahana transformasi pendidikan dalam arti menjadi gudang ilmu pengetahuan. Dalam aspek pembelajaran TIK dapat menjadi alat bantu pembelajaran, dari aspek SDM TIK menjadi salah satu standar kompetensi. Dari aspek administrasi TIK dapat menjadi wahana transformasi pendidikan dalam arti menjadi penunjang sistem administrasi dan sebagainya.
       Untuk menerapkan konsep sekolah inovatif dalam pembelajaran diperlukan (1)strategi inovasi secara partisipatif, (2) membentuk tim inovasi secara partisipatif,(3)memberi pengharagaan bagi inovator,(4)melaksanakan pelatihan inovasi, (5) mengelola budaya sekolah yang kondusif partisiptif, dan(6)menciptakan peluang secara proaktif. (Usman, 2008)
       Pengitegrasian TIK dalam pembelajaran merupakan implementasi dari perubahan paradigma pembelajarn, yang mencakup perubahan paradigma dari pembelajaran berpusat pada guru  menuju pembelajaran berpusat pada peserta didik, sumber belajar terbatas menuju pembelajaran dengan aneka sumber, pembelajaran terbatas waktu menuju pembelajaran sepanjang hayat, serta dari proses pembelajaran terbatas ruang kelas menuju terwujudnya proses pembelajaran tidak terbatas ruang dan waktu.(Permendikbud Nomor 31 tahun 2012)
        Kompetensi TIK guru terdiri dari 4 (empat) tingkat kemampuan, yaitu (1)Literasi TIK, dengan memanfaatkan TIK untuk menyiapkan siswa agar mampu menguasai teknologi baru sebagai bekal bagi diri siswa dalam mengembangkan dirinya sebagai pemelajar sepanjang hayat, (2) Pendalaman Pengetahuan TIK dalam pembelajaran untuk mendorong siswa mampu menerapkan pengatahuan dari mata pelajaran yang diterimanya untuk memecahkan permasalahan kompleks yang dihadapinya dalam lingkungan kerja dan masyarakat, (3) Kreasi pengetahuan kemampuan guru memanfaatkan TIK untuk mendorong siswa mampu meningkatkan produktivitas dengan senantiasa terlibat dalam penciptaan dan inovasi pengetahuan, dan(4) Berbagi pengetahuan. kemampuan guru memanfaatkan TIK yang mendorong kemampuan siswa untuk dapat memberi dan menerima pengetahuan sehingga terbentuk budaya berbagi dan berkolaborasi antara satu sama lain.
       Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dimaknai bahwa pembelajaran berbasis  TIK adalah  pembelajaran dengan inovasi secara partisipatif yang dikembangkan untuk mendorong siswa agar mampu meningkatkan produktivitas dengan senantiasa terlibat dalam penciptaan inovasi pengetahuan secara proaktif dengan budaya sekolah yang kondusif patisipatif. Implikasi uraian tersebut dengan merubah paradigma lama dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru bukan satun-satunya sumber belajar. Sumber belajar bisa diperoleh secara luas, tanpa batas dan bisa diperoleh kapan dan dimana saja.

B.                 Strategi Implementasi
Penerapan TIK  ini harus dalam sebuah kesatuan, integrasi teknologi ini harus menjadi sebuah bentuk penerapan yang mendukung secara utuh proses pendidikan dan pembelajaran sehari-hari di sekolah. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan merupakan sarana untuk melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran. Adapaun strategi implementasi TIK dalam pembelajaran di sekolah (termasuk di dalamnya e – learning) adalah sebagai berikut .
1.        Pemenuhan kebutuhan standar minimum
Standar minimum yang harus dipenuhi oleh suatu sekolah adalah adanya fasilitas komputer dan sambungan internet yang dapat dimanfaatkan oleh guru, karyawan dan siswa. Saat ini banyak pilihan Internet Service Provider (Penyedia Jasa Layanan Internet) (ISP) yang menyediakan layanan koneksi internet yang cukup menarik dan murah. Khusus guru  yang akan memakai sistem harus sudah mempunyai kemampuan mengoperasikan TIK untuk pembuatan materi pelajaran, dan berkomunikasi dengan internet.   
2.        Pemenuhan server dan SDM TIK di Sekolah
       Server e – learning dan SDM TIK merupakan inti dari penerapan sistem e – learning. Ini dapat diatasi dengan berbagai strategi, tergantung pada kemampuan sekolah masing – masing.
a. Sekolah menyediakan SDM yang memadai dalam pengelolaan server dan sistem informasi terkait.
b. Sekolah mempunyai SDM yang memadai dalam pengelolaan server dan sistem informasi terkait, namun server ditempatkan diluar sekolah tersambung ke internet 24 jam. 
c. Sekolah tak perlu mempunyai SDM yang diperlukan untuk mengelola server dan sistem informasi, tetapi memakai server dan sistem informasi berlangganan.
d. Sekolah tak perlu mempunyai SDM yang diperlukan dalam mengelola sistem dan server dengan cara sekolah dapat memakai portal sistem e – learning yang gratis. Namun masih diperlukan beberapa SDM sebagai koordinator untuk berkolaborasi dengan administrator situs gratis.
3.        Implementasi di tingkat guru.
Setiap guru perlu mempelajari bagaimana implementasi TIK  dapat membantu pengelolaan mata pelajaran yang diampunya.  Terdapat beberapa tantangan, yang paling menonjol adalah perlunya waktu lebih untuk menyiapkan materi dan mengelola pembelajaran. Penyiapan materi hanya akan menyita waktu pada tahap awal pembuatan, namun begitu modul tersebut tersedia, hanya dibutuhkan waktu yang tak terlalu lama dalam merevisi. Seorang pengajar perlu merespon aktivitas siswa agar komunikasi dua arah antara pengajar dan siswa dapat terjadi.
4.        Pelatihan Berkala
Kerjasama dengan institusi pendidikan TIK dan kependidikan berbasis TIK dapat dijadikan salah satu program kerja sekolah agar guru maupun tenaga kependidikan di sekolah  tidak ketinggalan  perkembangan TIK yang berjalan begitu cepat. Waktu liburan antar semester merupakan saat yang tepat untuk menjadwalkan pelatihan bagi guru dan siswa. Sementara program – program magang bagi guru sebagai pelatih juga dapat dilaksanakan diwaktu – waktu yang lain.
III.          KESIMPULAN
       Pendidikan tidak bisa dilepaskan dari perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. TIK bukan lagi menjadi hal asing dalam dunia pendidikan tetapi sudah menjadi hal yang sangat penting dan sangat mendukung dalam dunia pendidikan. Salah satu bukti pentingnya TIK adalah untuk pemerataan pendidikan di Indonesia dengan kondisi geografis yang sangat luas dan terdiri dari ribuan pulau.    
       Pengitegrasian TIK dalam pembelajaran merupakan implementasi dari perubahan paradigma pembelajarn, yang mencakup perubahan paradigma dari pembelajaran berpusat pada guru  menuju pembelajaran berpusat pada peserta didik, sumber belajar terbatas menuju pembelajaran dengan aneka sumber, pembelajaran terbatas waktu menuju pembelajaran sepanjang hayat, serta dari proses pembelajaran terbatas ruang kelas menuju terwujudnya proses pembelajaran tidak terbatas ruang dan waktu..
       Setiap guru perlu mempelajari bagaimana implementasi TIK  termasuk sistem e – leaning dapat membantu pengelolaan mata pelajaran yang diampunya.  Terdapat beberapa tantangan, yang paling menonjol adalah perlunya waktu lebih untuk menyiapkan materi dan mengelola pembelajaran. Seorang pengajar perlu merespon aktivitas siswa agar komunikasi dua arah antara pengajar dan siswa dapat terjadi.
 IV.     DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional, 2006. Garis Besar Program Kegiatan Pengembangan ICT dan TV Edukasi. Jakarta: Direkturat Pembinaan SMK.

Husaini.Usman.2008.Sekolah yang Inovatif. Journal Pendidikan Inovatif Vol.3 Nomor 2.

Koeber.Charles.&Wright.David.W. 2008. On the Outside Teaching in Using Internet Video Conferencing to Construct and Introductory Sociology Course From Remote Location. Teaching Sociology.Oct  :36, Proquest Society. Pg 331


Evi, Maria. Wijaya. Sinatra, Lina. (2013). Evaluation of Implementation on Information and Communication Technology in Higher Education Institutions in Indonesia Using the it Balanced Scarecard (Case Study: Satya Wacana Christian University, Salatiga), ISSN: 22294686 ,International Journal of Education, ProQuest Research Library pg. 49-57

Tidak ada komentar:

Posting Komentar