SUGENG PINANGGIH
26 Desember 2012
21 Desember 2012
BACAAN SURAT DALAM SHALAT
BACAAN SURAT AL-QUR'AN DALAM SHALAT
(disidangkan pada hari Jum'at, 9 Syakban 1430 H / 31
Juli 2009 M)
Pertanyaan:
1.
Bolehkah membaca surat dengan
secara tidak urut, misalnya surat No. 10 pada rakaat pertama dan surat No. 9
pada rakaat kedua?
2.
Bolehkah membaca ayat tidak dari
permulaan surat dalam shalat?
3.
Bolehkah membaca surat yang lebih
pendek pada rakaat pertama dalam shalat?
Jawaban:
Sebelum
menjawab pertanyaan tersebut, kami nukil terlebih dahulu hadis-hadis yang ada
hubungannya dengan pertanyaan tersebut:
1- عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ اْلأُوْلَيَيْنِ مِنْ صَلاَةِ
الظُّهْرِ بِفَاتِحَةِ اْلكِتَابِ وَسُورَتَيْنِ يُطَوِّلُ فِي اْلأُولَى وَيُقَصِّرُ
فِي الثَّانِيَةِ وَيُسَمِّعُ اْلآيَةَ أَحْيَانَا. [رواه البخاري في كتاب الآذان،
1: 91]
Artinya: “Diriwayatkan
dari Abdullah bin Abu Qatadah dari ayahnya, ia berkata: Nabi saw pernah membaca
dalam dua rakaat pertama pada shalat dzuhur surat al-Fatihah dan dua surat.
Beliau membaca surat yang panjang pada rakaat pertama dan membaca surat yang pendek
pada rakaat kedua, dan kadang-kadang memperdengarkan kepada kami dalam membaca
ayat.” [HR. al-Bukhari dalam Kitab al-Adzan, I: 91]
2-
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ
قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِنَا
فَيَقْرَأُ فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ فِي الرَّكْعَتَيْنِ اْلأُولَيَيْنِ
بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَتَيْنِ وَيُسْمِعُنَا اْلآيَةَ أَحْيَانًا وَكَانَ
يُطَوِّلُ الرَّكْعَةَ اْلأُولَى مِنْ الظُّهْرِ وَيُقَصِّرُ الثَّانِيَةَ
وَكَذَلِكَ فِي الصُّبْحِ. [رواه مسلم، كتاب الصلاة: 210]
Artinya: “Diriwayatkan
dari Abu Qatadah, ia berkata: Pernah Rasulullah saw shalat bersama kami. Dalam
shalat dzuhur dan asar, pada dua rakaat pertama, beliau membaca surat
al-Fatihah dan dua surat (lainnya), dan kadang-kadang beliau memperdengarkan
bacaan ayat. Beliau memperpanjang (bacaan ayat) pada rakaat pertama dan memperpendek
(bacaan ayat) pada rakaat kedua, demikian pula dalam shalat shubuh.” [HR.
Muslim dalam Kitab ash-Shalah: 210]
3-
عَنْ سَعِيدِ بْنِ
يَسَارٍ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ فِي اْلأُولَى
مِنْهُمَا اْلآيَةَ الَّتِي فِي الْبَقَرَةِ، قُولُوا آمَنَّا بِاللهِ وَمَا
أُنْزِلَ إِلَيْنَا إِلَى آخِرِ اْلآيَةِ وَفِي اْلأُخْرَى آمَنَّا بِاللهِ
وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ. [أخرجه النسائي، جـ: 2، كتاب الصلاة: 100]
Artinya: “Diriwayatkan dari Said bin Yasar, Ibnu Abbas memberitahu
bahwa Rasulullah saw pada dua rakaat dalam shalat fajar, pada rakaat pertama membaca
ayat yang ada dalam surat al-Baqarah قُولُوا آمَنَّا بِاللهِ
وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا (QS. al-Baqarah {2}: 136) hingga akhir ayat dan pada
rakaat lainnya (kedua) membaca ayat آمَنَّا بِاللهِ
وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
(QS. Ali Imran {3}: 52).” [Ditakhrijkan oleh an-Nasa'i, Juz II, Kitab
ash-Shalah: 100]
4-
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ
السَّائِبِ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اْلمُؤْمِنُونَ فِي
الصُّبْحِ حَتَّى إِذَا جَاءَ ذِكْرُ مُوسَى وَهَارُونَ أَوْ ذِكْرُ عِيسَى أَخَذَتْهُ
سَعْلَةً فَرَكَعَ . وَقَرَأَ عُمَرُ فِي الرَّكْعَةِ اْلاُولَى بِمِائَةِ وَعِشْرِينَ
آيَةً مِنَ اْلبَقَرَةِ. وَفِي الثَّانِيَةِ بِسُورَةِ مِنَ اْلمَثَانِي. وَقَرَأَ
اْلأَحْنَفُ بِاْلكَهْفِ فِي اْلاُولَى وَفِي الثَّانِيَةِ بِيُوسُفَ أَوْ يُونُسَ
... [أخرجه البخاري، كتاب الآذان: 93]
Artinya: “Diriwayatkan
dari Abdullah bin as-Saib, dalam shalat shubuh Nabi saw membaca surat al-Mukminun,
hingga ketika sampai pada penyebutan kata "Musa wa Harun" atau
"Isa", beliau terkena batuk lalu rukuk. Dan Umar pada rakaat pertama membaca
seratus dua puluh ayat dari surat al-Baqarah dan pada rakaat kedua membaca surat
al-Matsani (surat yang kurang dari seratus ayat). Adapun al-Ahnaf membaca surat
al-Kahfi pada rakaat pertama dan surat Yusuf atau Yunus pada rakaat kedua.”
[Ditakhrijkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Adzan: 93]
5-
عَنْ زَيْدِ بْنِ
ثَابِتٍ أَنَّهُ قَالَ لِمَرْوَانَ يَا أَبَا عَبْدِ الْمَلِكِ أَتَقْرَأُ فِي
الْمَغْرِبِ بِقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ وَإِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ قَالَ
نَعَمْ. [أخرجه النسائي، جـ: 2: 175]
Artinya: “Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit, ia berkata kepada
Marwan: Hai Abu Abdul Malik apakah engkau membaca قُلْ هُوَ اللهُ
أَحَدٌ (QS.
al-IkhlasH) dan إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (QS.
al-Kautsar)? Ia menjawab: Ya.” [Ditakhrijkan oleh an-Nasa'i, Juz II: 175]
6-
عَنْ زِيَادِ بْنِ عِلاَقَةَ
قَالَ سَمِعْتُ عَمِّي يَقُولُ صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصُّبْحَ فَقَرَأَ فِي إِحْدَى الرَّكْعَتَيْنِ وَالنَّخْلَ
بَاسِقَاتٍ لَهَا طَلْعٌ نَضِيدٌ. [أخرجه النسائي، جـ: 2، كتاب الصلاة: 163]
Artinya: “Diriwayatkan dari Ziyad bin Alaqah, ia berkata: Saya
mendengar Umar berkata: Saya bersama Rasulullah saw shalat shubuh, ketika itu pada
salah satu dari dua rakaat beliau membaca وَالنَّخْلَ
بَاسِقَاتٍ لَهَا طَلْعٌ نَضِيدٌ (QS. Qaf {50}: 10).” [Ditakhrijkan oleh an-Nasa'i,
Juz II, Kitab ash-Shalah: 163]
7- عَنْ
أَبِي إِسْحَقَ عَنْ الْبَرَاءِ قَالَ كُنَّا نُصَلِّي خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ فَنَسْمَعُ مِنْهُ اْلآيَةَ بَعْدَ اْلآيَاتِ مِنْ
سُورَةِ لُقْمَانَ وَالذَّارِيَاتِ. [رواه النسائي]
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Ishaq dari al-Barra', ia berkata:
Kami shalat dzuhur di belakang Nabi saw, kemudian kami mendengar dari suara
beliau, ayat demi ayat dari surat Luqman dan adz-Dzariyat.” [Ditakhrijkan
oleh an-Nasa'i, Juz II, Kitab ash-Shalah: 163]
Penjelasan
1.
Hadis pertama dan kedua (dari
Abdullah bin Qatadah), menjelaskan bahwa Nabi saw membaca surat yang lebih
panjang pada rakaat pertama daripada surat yang dibaca pada rakaat kedua, baik
pada shalat dzuhur, isya' maupun pada shalat shubuh.
2.
Hadis ketiga dari Sa'id bin Yasar
menjelaskan bahwa ketika shalat fajar, beliau membaca ayat tidak dari permulaan
surat, yaitu al-Baqarah (2): 136, dan Ali Imran (3): 52.
3.
Hadis tersebut diperkuat dengan
hadis No. 6 dari Ziyad bin Alaqah, yang menjelaskan bahwa Nabi saw membaca ayat
dari ayat 10 surat Qaf.
4.
Demikian pula hadis yang ke tujuh
dari Abu Ishaq, menjelaskan bahwa Nabi saw membaca sebagian dari surat Luqman
dan surat adz-Dzariyat. Kami memahami bahwa Nabi saw tidak membaca dari
permulaan surat, sebab hadis tersebut tidak menjelaskan bahwa beliau membacanya
dari permulaan.
5.
Hadis keempat menjelaskan bahwa
Ahnaf (shahabat Nabi saw) membaca surat al-Kahfi pada rakaat pertama dan
membaca surat Yusuf atau Yunus pada rakaat kedua. Al-Kahfi surat ke-18,
sedangkan Yusuf surat ke-12 dan Yunus surat ke-10.
6.
Hadis tersebut diperkuat dengan
hadis ke lima dari Zaid bin Tsabit bahwa Abdul Malik (sahabat Nabi) membaca Qul
Huwallahu Ahad (QS. al-Ikhlas, surat ke-112) kemudian membaca surat
al-Kautsar, surat ke-108, pada rakaat kedua.
7.
Kami telah berusaha mencari hadis
lainnya, tetapi tidak ada hadis yang melarang atau mewajibkan untuk membaca
surat yang lebih panjang pada rakaat pertama, dan tidak ada yang mewajibkan
membaca dari permulaan surat dalam shalat maupun di luar shalat. Demikian pula
tidak kami temukan hadis yang mewajibkan membaca secara urut dalam shalat.
Kesimpulan
1.
Diperbolehkan (mubah) membaca
surat secara tidak berurutan pada rakaat-rakaat dalam shalat.
2.
Diperbolehkan (mubah) membaca ayat
tidak dari permulaan surat, baik pada shalat wajib maupun pada shalat sunnah.
3.
Disunnahkan membaca surat yang
lebih panjang pada rakaat pertama, namun diperbolehkan (mubah) membaca ayat
yang lebih pendek pada rakaat pertama.
Wallahu a'lam bish-shawab.
*sd)
Label:
RELIGIUS
Lokasi:
Klaten, Indonesia
15 Desember 2012
Aurat Wanita Dalam Islam
Berikut aku posting Fatwa Tarjih Muhammadiyah tentang Aurat Wanita Dalam Islam. Bagi bapak - ibu - saudara yang inggin download dipersilahkan.
AURAT WANITA DALAM ISLAM
AURAT WANITA DALAM ISLAM
12 Desember 2012
PKB(penilaian Keprofesionalan Berkelanjutan)
Tahun 2013 sudah hampir tiba, sudah saatnya PKB dan PKG dilaksanakan bagi para guru - guru di Indonesia. Wahai para guru yang ingin tahu tentang PKB dan PKB silahkan download di link berikut ini
1. Buku Satu PKB
2. Buku 2 Pedoman PK guru
3. Buku 3 Pedoman Sosialisasi Permenpan
4. Buku 4 Pedoman PKB dan angka kreditnya
5. Buku 5 Pedoman Penilaian Kegiatan PKB
6. Juknis Permen No 35
7. Peraturan Bersama Mendiknas dan BKN tentang JUKLAK JABFUNG guru
8. Permendiknas no 38 tahun 2010
9. Permennegpan rb no 16 tahun 2009 jabfung guru dan ak nya
1. Buku Satu PKB
2. Buku 2 Pedoman PK guru
3. Buku 3 Pedoman Sosialisasi Permenpan
4. Buku 4 Pedoman PKB dan angka kreditnya
5. Buku 5 Pedoman Penilaian Kegiatan PKB
6. Juknis Permen No 35
7. Peraturan Bersama Mendiknas dan BKN tentang JUKLAK JABFUNG guru
8. Permendiknas no 38 tahun 2010
9. Permennegpan rb no 16 tahun 2009 jabfung guru dan ak nya
10 Desember 2012
REMIDI UAS SEMESTER GASAL TH. 2012/2013
Anak - anak yang remidi adalah yang mendapatkan nilai kurang dari 6,0.
Silahkan baca dan kerjakan soal- soal berikut dan kumpulkan hari rabu
08 September 2012
MENGGANTI PUASA RAMADHAN
CARA MENGGANTI PUASA RAMADHAN YANG DITINGGALKAN
Bagi wanita tentu mengalami hal ini, bagaimana cara mengganti puasa yang terhutang, silahkan baca selengkapnya
Bagi wanita tentu mengalami hal ini, bagaimana cara mengganti puasa yang terhutang, silahkan baca selengkapnya
13 Agustus 2012
RINDU RASUL
Rindu kami padamu Ya Rasul
Rindu tiada terperi
Berabad jarak darimu Ya Rasul
Serasa dikau di sini
Cinta ikhlasmu pada manusia
Bagai cahaya surga
Dapatkah kami membalas cintamu
Secara bersahaja
Rindu kami padamu Ya Rasul
Rindu tiada terperi
Berabad jarak darimu Ya Rasul
Serasa dikau di sini
Cinta ikhlasmu pada manusia
Bagai cahaya surga
Dapatkah kami membalas cintamu
Secara bersahaja
Rindu kami padamu Ya Rasul
Rindu tiada terperi
Berabad jarak darimu Ya Rasul
Serasa dikau di sini
Lirik Lagu Vidi Aldiano – Rindu Rasul Feat Sam Bimbo dipersembahkan oleh Lirik Lagu Indonesia Terbaru
Rindu tiada terperi
Berabad jarak darimu Ya Rasul
Serasa dikau di sini
Cinta ikhlasmu pada manusia
Bagai cahaya surga
Dapatkah kami membalas cintamu
Secara bersahaja
Rindu kami padamu Ya Rasul
Rindu tiada terperi
Berabad jarak darimu Ya Rasul
Serasa dikau di sini
Cinta ikhlasmu pada manusia
Bagai cahaya surga
Dapatkah kami membalas cintamu
Secara bersahaja
Rindu kami padamu Ya Rasul
Rindu tiada terperi
Berabad jarak darimu Ya Rasul
Serasa dikau di sini
Lirik Lagu Vidi Aldiano – Rindu Rasul Feat Sam Bimbo dipersembahkan oleh Lirik Lagu Indonesia Terbaru
02 Agustus 2012
CARA DUDUK SHALAT DUA REKAAT
Berikut aku muat tentang cara duduk shalat dua rekaat seperti yang ku copy dari webnya muhammadiyah atas pertanyaan dari salah seorang simpatisan/anggota.
Cara Duduk Dalam Alat Dua Rakaat
1- Artinya: “Malik bin al-Huwairis al-Laisy elah menceritakan kepada
kami, bahwa dirinya pernah melihat Nabi saw sedang melakukan
shalat, apabila beliau duduk pada rakaat ganjil dari shalatnya beliau
tidak berdiri, sampai beliau duduk dengan lurus”. (HR al-Bukhari; bab man
istawa qaidan fi witrin min shalatihi)
2. Artinya: “Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata; adalah Rasulullah saw.
memulai shalatnya dengan (mengucapkan) takbir dan (melanjutkan) dengan
(bacaan) Alhamdu lillahi rabbil’alamin. Apabila beliau ruku’, maka tidak
mengangkat kepalanya dan tidak pula merendahkannya, tetapi eliau
melakukannya dengan tengahtengah (lurus). Apabila beliau mengangkat
kepalanya dari ruku’ (bangkit), beliau tidak (segera) sujud sampai berdiri
tegak. Dan apabila beliau mengangkat kepalanya dari sujud, maka beliau
pun tidak (segera) sujud (yang kedua) sampai beliau sempurna duduknya,
dan pada setiap dua rakaat beliau membaca “at-Tahiyat” dan (pada saat
itu) beliau duduk di atas kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya. Beliau
melarang (orang shalat) duduk di atas kedua tumitnya dan melarang pula
seseorang menghamparkan kedua hastanya hamparan binatang buas, dan beliau
mengakhiri shalatnya dengan membaca salam.” (HR Muslim; kitab as- Shalat,
bab Maa Yajma’u shifat as-Shalat)
3. Artinya: “Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata; adalah Rasulullah saw.
memulai shalatnya dengan (mengucapkan) takbir dan (melanjutkan) dengan (bacaan)
Alhamdu lillahi rabbil-‘alamin. Apabila beliau ruku’, maka tidak
mengangkat kepalanya dan tidak pula menundukkannya, tetapi beliau melakukannya
dengan tengahtengah (lurus). Apabila beliau mengangkat kepalanya
(bangkit) dari ruku’ , beliau tidak (segera melakukan) sujud sampai berdiri
tegak. Dan pada setiap dua rakaat beliau membaca “at-Tahiyat” dan beliau
duduk di atas kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya.” (HR. Abu Dawud)
4- Artinya: “Diriwayatkan dari Muhammad bin Amr bin ‘Atha bahwa dirinya
pernah duduk bersama dengan para sahabat, maka kami membicarakan tentang shalat
Nabi saw, (ketika itu) Abu Humaid as- Sa’idi berkata; aku adalah orang yang
paling mengerti shalat Rasulullah saw. Aku melihat beliau, apabila
bertakbir, mengangkat kedua tangannya sejurus dengan bahunya dan apabila ruku’
meletakkan kedua tangannya pada kedua lututnya, lalu membungkukkan punggungnya,
kemudian apabila mengangkat kepalanya beliau berdiri tegak sehingga luruslah
tiap tulangtulang punggungnya seperti semula; lalu apabila sujud, beliau
meletakkan kedua telapak tangannya pada tanah dengan tidak menempelkan kedua
lengan dan tidak merapatkannya (pada lambung), dan ujung-ujung jari kakinya
dihadapkan ke arah Qiblat. Kemudian apabila duduk pada raka’at yang kedua
beliau duduk di atas kaki kirinya dan menumpukkan kaki yang kanan. Kemudian
apabila duduk pada raka’at yang terakhir ia majukan kaki kirinya dan
menumpukkan kaki kanannya serta duduk bertumpu pada pantatnya.” (HR. al-
Bukhari, kitab al-Adzan, bab sunnah al- Julus fii at-Tasyahhud)
5- Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Humaid as-Sa’idy ia berkata, adalah Nabi saw
apabila beliau duduk pada rakaat kedua dimana shalat berakhir, beliau
memajukan kaki kirinya dan duduk pada bagian kirinya dengan cara
tawarruk, lalu ia mengucapkan salam”. (HR an-Nasa’i, Kitab as-Sahwi, Bab
Sifat al-Julus fi ar-Rak’ati allati yaqdhi fiiha as-Shalat)
Dengan memperhatikan Hadits-Hadits tentang tata cara shalat di atas,
dapat disimpulkan bahwa duduk dalam pelaksanaan shalat ada dua macam,
yaitu:
Pertama, duduk iftirasy, yaitu duduk dengan cara duduk di atas telapak kaki
kiri dan telapak kaki kanan ditegakkan.
Kedua, duduk tawarruk, yaitu duduk dengan cara memajukan kaki kiri di
bawah kaki kanan dan menegakkan telapak kaki kanan.
Berdasarkan kemiripan matan dan kesamaan isi, dilalah hadits-hadits
tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1. Kelompok pertama (Hadits no.1). Dilalah Hadits ini menunjukkan adanya duduk
istirahat ketika akan berdiri dari rakaat ganjil (rakaat pertama dan tiga).
2. Kelompok kedua (Hadits no. 2 dan3). Dilalah kedua Hadits tersebut
menunjukkan bahwa Nabi saw pada setiap 2 rakaat membaca at-tahiyat (tasyahud)
dan duduk dengan cara duduk iftirasy, dan Nabi melarang duduk di atas
kedua tumitnya dan melarang pula kepada orang yang shalat menghamparkan kedua
hastanya seperti binatang.
3. Kelompok ketiga (Hadits no.4-5). Dilalah kedua Hadits tersebut menjelaskan
apabila beliau duduk pada rakaat kedua beliau duduk di atas kaki kirinya dan
menegakkan kaki kanannya (duduk iftirasy) dan apabila duduk pada rakaat terakhir,
beliau memajukan kaki kiri (di bawah kaki kanan) dan menegakkan kaki
kanannya (duduk tawarruk).
Secara lahiriyah (tekstual) Hadits no. 3 (Hadits riwayat Abu Dawud
melalui Aisyah ra.) menunjukkan bahwa pada setiap dua rakaat membaca
“at-Tahiyyat” atau “tasyahud” dan duduk dengan cara duduk iftirasy.
Pemahaman ini tidak tepat karena pada Hadits lain seperti pada Haditsno. 4,
Hadits riwayat al-Bukhari melalui Abu Hamid as-Sa’idy menjelaskan bahwa beliau
(Abu Hamid) mengetahui betul carashalat Rasulullah, apabila duduk pada rakaat
kedua beliau duduk dengan cara duduk iftirasy dan apabila duduk pada
rakaat terakhir duduk dengan cara duduk tawarruk.
Dan pada Hadits no. 5 (Hadits riwayat an-Nasa’i dari Abu Hamid as- Sa’idy
menjelaskan bahwa Nabi saw apabila duduk pada rakaat kedua yang merupakan
rakaat terakhir duduk dengan cara duduk tawarruk. Menurut kami Hadits no.
3 (Hadits riwayat Abu Dawud melalui Aisyah ra) tidak difahami secara
kemutlakannya, akan tetapi harus dihubungkan dengan pemahaman terhadap Hadits
lainnya (seperti Hadits no. 4 dan 5) yang semakna.
Dengan demikian untuk memahami Hadits tersebut (Hadits no. 3, Hadits riwayat
Abu Dawud melalui Aisyah ra) perlu dikaitkan dengan pemahaman terhadap
Hadits lainnya, dan menurut kami pemahaman semacam ini lebih tepat.
Oleh karena itu, pemahaman terhadap Hadits tersebut (Hadits no. 3, Hadits
riwayat Abu Dawud melalui Aisyah ra.) adalah cara duduk pada raka’at kedua yang
bukan merupakan rakaat terakhir dengan cara duduk “iftirasy”, sedang duduk
pada rakaat kedua dan rakaat tersebut merupakan rakaat terakhir (yang
diakhiri dengan mengucapkan salam), maka duduknya dengan cara duduk
“tawarruk” (memasukkan kaki kiri di bawah kaki kanan, dan menegakkan
jari-jari kaki kanan serta duduk di lantai). Pemahaman semaca ini dikuatkan
dengan pemahaman dari beberapa Hadits yang menjelaskan bahwa cara duduk
pada rakaat terakhir (baik jumlah rakaatnya 2, 3 atau 4) dengan cara duduk
“tawarruk”. Dengan mengkaji ulang pemahaman terhadap.
Hadits-Hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kalimat
“raka‘at terakhir” yaitu duduk tahiyat terakhir dalam shalat, baik shalat
tersebut jumlah rakaatnya dua rakaat, tiga rakaat atau empat rakaat, baik dalam
shalat wajib maupun shalat sunat yang setelah selesai berdoa lalu ditutup
dengan salam. Cara duduk pada rakaat terakhir tersebut sama, yaitu dengan cara
duduk tawarruk.l Wallahu a‘lam bish-shawab. *A.56h)
MENGAPA MUHAMMADIYAH DG HISAB
AWAL
RAMADHAN: Mengapa MUHAMMADIYAH [Konsisten] Menggunakan Metode Hisab?
Pemerintah Kamis (20/7) malam baru menggelar
sidang isbat untuk menentukan awal masuknya bulan suci Ramadhan. Muhammadiyah,
salah satu organisasi besar Islam di Tanah Air sudah menetapkan awal puasa atau
1 Ramadhan dimulai pada 20 Juli dan sholat tarawih pada malam ini.
Tibanya Ramadhan dan Idul Fitri, dua momen yang
menempatkan Muhammadiyah menjadi sorotan media massa. Apa pasalnya?
Muhammadiyah yang memakai metode hisab terkenal selalu
mendahului pemerintah yang menggunakan metode rukyat dalam menentukan masuknya
bulan Qamariah.
Perbedaan metode itulah yang menyebabkan ada
kemungkinan 1 Ramadhan dan 1 Syawal versi Muhammadiyah berbeda dengan
pemerintah. Akibatnya seringkali Muhammadiyah menjadi sasaran kritik, mulai
dari tidak patuh pada pemerintah, tidak menjaga ukhuwah Islamiyah hingga tidak
mengikuti Rasulullah Saw yang jelas memakai rukyat al-hilal.
Bahkan dari dalam kalangan Muhammadiyah sendiri ada yang belum bisa menerima
penggunaan metode hisab.
Menurut publikasi Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam situs www.muhammadiyah.or.id
18 Juli 2012
HEWAN QURBAN DAN PROBLEMATIKANYA
HEWAN QURBAN, PEMBAGIAN DAGING,
DAN PENJUALAN KULITNYA
Salim Sulaiman, Yogyakarta
Pertanyaan:
Dalam melaksanakan ibadah qurban, sering
sekali kami jumpai orang menyerahkan hewan qurban dengan menyebutkan untuk
salah seorang anggota rumah tangganya sebagai orang yang berqurban (shahibul
qurban). Sebagai contoh; kalau dua tahun yang lalu misalnya, penyembelihan
hewan qurban itu diatasnamakan dirinya sebagai shahibul qurban, maka
untuk tahun berikutnya dia menyerahkan hewan qurban dengan menyebutkan isterinya
sebagai shahibul qurban, kemudian tahun ini dengan mengatasnamakan
anaknya, dan seterusnya dari keluarga itu selalu berganti-ganti atas nama shahibul
qurbannya.
12 Juli 2012
TUNTUNAN IBADAH PUASA RAMADHAN
Ramadhan 1433 H sudah diambang pintu, persiapan yang harus kita lakukan meliputi fisik dan mental. berikut aku poskan tuntunan ibadah puasa ramadhan yang kudapat dari PP Muhammadiyah. bagi saudaraku seiman yang berkenan mau baca - baca dipersilahkan down load di link berikut ini.
Tuntunan Puasa Ramadhan
Tuntunan Puasa Ramadhan
09 Juli 2012
RAMADHAN HAMPIR TIBA
RAMADHAN HAMPIR TIBA, PERSIAPKAN DIRI UNTUK MENYAMBUTNYA, BERIKUT AKU ENTRI MAKLUMAT DARI PP TENTANG HASIL HISAB DARI PP MUHAMMADIYAH, MAJELIS TARJIH DAN TAJDID DAN PENJELASANNYA. BAGI YANG MAU DOWNLOAD DIPERSILAHKAN :
1. Maklumat PP Muhammadiyah, Ramadhan 1433 H - 2012 M
2. Penjelasan Hasil Hisab 1433 H
1. Maklumat PP Muhammadiyah, Ramadhan 1433 H - 2012 M
2. Penjelasan Hasil Hisab 1433 H
08 Juli 2012
RPP MATEMATIKA KELAS 8 TAHUN 2012/2013
Buat teman- teman guru yang rajin, jika ingin dapatkan RPP Mata Pelajaran Matematika kelas 8, berikut ini aku punya contohnya smoga bermanfaat, silahkan diedit dulu lho. mau unduh silahkan.
RPP MATEMATIKA KLAS 9 2012/2013
Memasuki tahun ajaran baru pastilah para guru pada sibuk mempersiapkan RPP, berikut ini RPP ku yang baru yang kupersiapkan di tahun ajaran 2012/2013, bagi yang mau pakai ya monggo silahkan diunduh aja.
04 Maret 2012
LATIHAN UJIAN NASIONAL (TUGAS 9H)
untuk anak - anak berikut tugas yang harus di kerjakan, dapar didownload dulu di link berikut: tugas untuk kelas 9h. setelah download silahkan kerjakan dan hasilnya silahkan kirim melalui email.
22 Februari 2012
SOAL TRY OUT MATEMATIKA
Bagi siswa SMP yang ingin lulus ujian nasional dengan nilai memuaskan, khususnya matematika, silahkan unduh soal - soal try out berikut, lalu seslesaikanlah. berikut linknya
21 Februari 2012
SOAL - SOAL UJIAN SEKOLAH
Bagi anak - anak SMP yang menginginkan contoh soal - soal Ujian Sekolah, berikut aku upload soal USEK yang pernah diujikan SMP Negeri 1 Weru Sukoharjo di tahun yang lalu. silahkan untuk diunduh, gratis pada link berikut ini.
29 Januari 2012
SOAL USEK MATH SMP 1 WERU 2011
bagi anak - anak smp yang ingin contoh soal ujian sekolah mata pelajaran matematika silahkan unduh di sini
Langganan:
Postingan (Atom)